HARIANINVESTOR.COM – Keberlanjutan, yang sering terbungkus dalam istilah Environmental, Social, and Governance (ESG), menjadi kata kunci yang semakin banyak disebut dalam tren bisnis belakangan ini.
Perusahaan-perusahaan berlomba memamerkan kinerja ESG, baik untuk memenuhi tuntutan regulasi maupun membangun reputasi.
Untuk mengkomunikasikan kinerja keberlanjutan tersebut, sustainability report (SR) pun menjadi salah satu instrumen yang paling penting.
Masalahnya, menyusun SR bukanlah pekerjaan yang mudah dan murah.
Ada banyak prosedur, sertifikasi, penghitungan yang rumit, hingga masalah kelangkaan profesional penyusun SR yang menjadi jurang lebar dan dalam bagi perusahaan yang berniat menerbitkan SR.
Arya Gumilar, founder dan direktur Reporthink.AI punya ide menarik. Tantangan baru menyusun SR perlu pendekatan baru untuk mengatasinya.
Melalui webinar APPRI Connect bertajuk “Pakai AI, Menyusun Sustainability Report Tanpa Repot, pada Jumat (24/1/2025) malam.
Arya menjelaskan bagaimana teknologi kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi sebuah game changer.
Baca Juga:
Merencanakan Budget Anggaran untuk Furniture Rumah
Bank Woori Saudara Terjerat Skandal Fraud Kredit US$78,5 Juta, OJK Turun Tangan Awasi Investigasi
“Teknologi AI adalah solusi terdekat untuk membantu perusahaan menyusun SR,” ucap Arya.
Tantangan Penyusunan SR
Seperti diketahui, menyusun SR ada aturannya sendiri.
Di dalam negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan POJK 51 Tahun 2017 yang mewajibkan perusahaan publik dan lembaga jasa keuangan untuk melaporkan kinerja ESG.
OJK kemudian merinci panduan penulisan laporan keberlanjutan dalam SEOJK 16 Tahun 2021. Tanpa mengikuti panduan ini, perusahaan “terancam” mendapat teguran dari OJK.
Baca Juga:
Indonesia Asahan Aluminium Waspadai Retaliasi Global Meski Ekspor ke AS Tak Terdampak Langsung
RUPST Adaro Setujui Dividen Tunai dan Buyback Rp4 Triliun, Garibaldi Boy Thohir ke Wakil Komisaris
Di luar itu, ada pula framework penyusunan SR yang menjadi standar pelaporan keberlanjutan di pergaulan internasional.
Salah satunya adalah GRI Standards yang disebut-sebut paling banyak digunakan perusahaan besar di dunia.
Dibandingkan SEOJK tadi, panduan ini menuntut pelaporan yang lebih mendetail.
Alhasil melaporkan kinerja ESG menjadi beban yang tak mudah dipenuhi.
Menurut Arya, masih banyak perusahaan yang bahkan tak tahu bagaimana memulai penyusunan SR.
Tak sedikit pula perusahaan yang memiliki data terkait kinerja keberlanjutan namun tak menyadarinya.
Baca Juga:
Kinerja Cemerlang BCA 2025 Jadi Dasar Pengangkatan Gregory Hendra Lembong Jadi Direktur Utama Baru
Korban Longsor Tambang Cirebon Capai 19 Jiwa, Penambangan Diduga Langgar SOP dan Aturan Minerba
Komitmen BRI Mendapat Pengakuan atas Peran Nyata dalam Urban Farming dan Pemberdayaan Perempuan
Untuk itulah biasanya perusahaan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai konsultan sekaligus mengelola penyusunan SR.
Sayangnya, penyedia jasa ini masih terbilang kurang. Sementara SR harus di-submit pada lembaga terkait dengan tenggat waktu yang sama.
Sehingga membludaknya permintaan jasa penyusunan SR kerap tak sebanding dengan jumlah dan kapasitas agensi yang melayani.
Kondisi ini tentu membuat biaya penyusunan SR melambung.
Reporthink: Cepat, Akurat, dan User-Friendly
Dengan berbagai kondisi inilah Reporthink hadir untuk menawarkan solusi.
Reporthink mengintegrasikan kecerdasan buatan untuk menyederhanakan proses penyusunan SR.
Dengan kemampuan mengolah data secara otomatis dan menghasilkan narasi yang sesuai dengan standar, platform ini mampu mempercepat proses penyusunan.
Pengguna cukup mengunggah data perusahaan, dan Reporthink akan secara otomatis mengolah data tersebut menjadi laporan yang terstruktur dan naratif.
Reporthink juga membantu perusahaan menyusun laporan sesuai panduan dan regulasi.
Melalui dashboard yang intuitif, pengguna bisa mengetahui bagian mana saja dari data laporan yang sudah memenuhi kaidah. Pun bagian mana yang belum sesuai.
Tak hanya itu, layaknya konsultan SR, Reporthink membimbing pengguna bagian per bagian dengan panduan yang mudah dipahami dan contohnya.
Bahan laporan yang bisa diunggah pun bukan hanya dokumen berbasis teks. Pengguna bisa mengunggah gambar, dan bahkan file audio.
Menurut Arya, tak jarang pimpinan perusahaan memberikan penjelasan panjang lebar mengenai strategi keberlanjutan perusahaan secara lisan.
Untuk itu, pengguna cukup merekam perbincangan tersebut, kemudian mengunggahnya secara langsung ke Reporthink.
Dengan Reporthink perusahaan tidak perlu lagi terlalu bergantung pada penulis SR yang jumlahnya masih terbatas.
Sebagai bagian dari misinya, Reporthink.AI juga terus memperbarui teknologinya agar tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
Beberapa fitur tambahan yang menarik di antaranya pilihan alih bahasa yang berlimpah.
Bahkan untuk paket dasar, pengguna sudah mendapatkan versi Bahasa Indonesia dan Inggris.
Jika dibutuhkan, pengguna bisa mengalihbahasakan SR ke lebih dari 40 bahasa.
Reporthink juga menyediakan Report by Voice. Dengan fitur ini, perusahaan bisa menyediakan laporan dalam bentuk audio.
Sehingga memperluas akses hingga pada mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan.
Bahkan, suara yang digunakan bisa mengambil dari sampel suara CEO atau key person lainnya di perusahaan.
Berikutnya adalah fitur Smart Doc. Dengan fitur ini, masyarakat tak perlu menelusuri laporan halaman per halaman untuk mencari informasi tertentu dalam laporan.
Cukup bertanya atau berinteraksi dalam chat-box, AI akan menjawab dengan informasi yang bersumber hanya dari laporan yang dibuat.
Dengan hadirnya Reporthink.AI, penyusunan sustainability report bukan lagi tantangan yang rumit.
Platform ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada inti bisnis mereka, sambil tetap berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.
Tentang Reporthink.AI
Reporthink.AI adalah platform inovatif berbasis kecerdasan buatan yang dirancang untuk membantu perusahaan menyusun laporan keberlanjutan.
Dengan fokus pada kemudahan penggunaan dan kepatuhan terhadap standar internasional, Reporthink.AI telah menjadi solusi andalan bagi perusahaan yang ingin memenuhi tuntutan regulasi dan meningkatkan transparansi.
Selain SR, Reporthink juga menyediakan layanan pembuatan annual report (AR) dan quarter report.
Meski menggunakan framework berbeda dalam penyusunannya, tak ada perbedaan signifikan dalam metode atau cara input data ke dashboard Reporthink.
Sehingga pengguna layanan pembuatan SR tak akan asing dengan dashboard AR, begitupun sebaliknya.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.reporthink.ai. Atau hubungi kami langsung di 081-226-4141, dan email hello@reporthink.ai.***