JAKARTA – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menyatakan bahwa kenaikan tarif aluminium oleh Amerika Serikat tidak berpengaruh besar terhadap kinerja ekspor mereka.
Pada Rabu (04/06/2025), tarif impor aluminium dari luar negeri resmi dinaikkan dari 25 persen menjadi 50 persen oleh Presiden AS Donald Trump.
Namun, menurut Direktur Pengembangan Bisnis Inalum, Melati Sarnita, ekspor aluminium Inalum ke pasar Amerika hanya sekitar 1.600 ton per tahun.
Jumlah tersebut tergolong kecil dibandingkan total ekspor Inalum secara global, sehingga tidak mempengaruhi target atau pencapaian ekspor perusahaan.
“Inalum itu yang ekspor langsung ke Amerika Serikat cuma 1.600 ton. Jadi, nggak berpengaruh signifikan buat kami,” ujar Melati saat menghadiri Indonesia Critical Minerals Conference di Jakarta.
Inalum lebih fokus pada pasar Asia Timur seperti Korea Selatan dan Jepang, yang selama ini menjadi mitra dagang utama.
Korea Selatan dan Jepang jadi tujuan utama ekspor aluminium
Ekspor utama Inalum saat ini masih didominasi negara-negara Asia Timur, khususnya Korea Selatan dan Jepang.
Pasar ekspor lainnya mencakup negara-negara di Eropa seperti Prancis dan Spanyol, yang secara kuantitas lebih besar dibandingkan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Merencanakan Budget Anggaran untuk Furniture Rumah
Bank Woori Saudara Terjerat Skandal Fraud Kredit US$78,5 Juta, OJK Turun Tangan Awasi Investigasi
Inalum telah mengembangkan relasi ekspor jangka panjang dengan sejumlah pabrik industri di Asia dan Eropa.
Kondisi ini membuat pasar Amerika bukan prioritas utama dalam strategi ekspor jangka pendek maupun menengah.
“Pasar kami itu utamanya di Asia Timur dan Eropa. Amerika Serikat bukan pemain besar bagi ekspor kami,” jelas Melati.
Hal ini menempatkan Inalum dalam posisi yang relatif aman terhadap perubahan kebijakan tarif Amerika Serikat.
Baca Juga:
RUPST Adaro Setujui Dividen Tunai dan Buyback Rp4 Triliun, Garibaldi Boy Thohir ke Wakil Komisaris
Kinerja Cemerlang BCA 2025 Jadi Dasar Pengangkatan Gregory Hendra Lembong Jadi Direktur Utama Baru
Retaliasi negara lain dinilai lebih berdampak daripada tarif AS
Meski dampak langsung terhadap ekspor kecil, Inalum mengaku mewaspadai potensi retaliasi dari negara-negara lain terhadap kebijakan tarif AS.
Melati menyampaikan bahwa retaliasi dapat mengubah arus perdagangan aluminium global, menyebabkan pergeseran tujuan ekspor negara-negara besar.
Jika negara-negara eksportir besar yang sebelumnya memasok Amerika mulai mengalihkan ekspor ke Asia, maka kompetisi bisa meningkat tajam.
“Yang kami tunggu sebenarnya bagaimana reaksi negara-negara lain, bukan mengkhawatirkan 1.600 ton tadi,” ungkap Melati.
Retaliasi global semacam ini dapat memperketat persaingan pasar, terutama jika negara-negara besar seperti Kanada, Australia, atau Tiongkok terlibat.
Aluminium ramah lingkungan jadi daya saing ekspor Indonesia
Di tengah kemungkinan memanasnya persaingan global, Inalum mengandalkan keunggulan produk aluminium ramah lingkungan (green aluminium).
Baca Juga:
Korban Longsor Tambang Cirebon Capai 19 Jiwa, Penambangan Diduga Langgar SOP dan Aturan Minerba
Komitmen BRI Mendapat Pengakuan atas Peran Nyata dalam Urban Farming dan Pemberdayaan Perempuan
Kuasai 97 Persen Saham Sinarmas Land, Lyon Investments Capai Ambang Akuisisi Wajib Saham Properti
Melati menekankan bahwa aluminium Inalum memiliki kriteria keberlanjutan yang tinggi dan sulit disaingi oleh produsen dari Tiongkok.
“Kalau berhadapan dengan Tiongkok sih, mungkin kami tidak terlalu khawatir karena beda pasar,” jelasnya.
“Kriteria aluminium hijau itu hal yang orang lain gak bisa berkompetisi sama kita,” imbuhnya.
Produk aluminium hijau semakin dicari di pasar global seiring tren industri menuju dekarbonisasi dan penggunaan energi bersih.
Inalum menilai hal ini sebagai peluang untuk memperkuat posisi ekspor dan menjangkau pasar premium yang lebih selektif.
Trump umumkan tarif 50 persen pada produk baja dan aluminium
Pada Jumat (30/05/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif aluminium dan baja hingga 50 persen.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi proteksionis untuk melindungi industri dalam negeri dari lonjakan impor murah.
> “Pada 25 persen, mereka masih bisa ‘melompati pagar’. Tapi dengan 50 persen, mereka tidak bisa lagi melewati ‘pagar’ itu,” kata Trump dalam pidato di Pennsylvania.
Kebijakan ini dikhawatirkan akan memicu ketegangan dagang dengan negara-negara mitra seperti Uni Eropa, Meksiko, Kanada, dan Tiongkok.
Meski demikian, Trump menyatakan tarif tersebut sebagai “kesepakatan luar biasa” bagi pekerja dan industri AS.
Analisis dan solusi terhadap ancaman retaliasi dan persaingan global
Kebijakan tarif Amerika Serikat diprediksi akan memicu penyesuaian pasar global, terutama pada komoditas aluminium dan baja.
Indonesia, melalui Inalum, berada di posisi yang cukup aman dalam jangka pendek, namun tetap perlu strategi jangka panjang yang adaptif.
Pemerintah dan pelaku industri harus mulai menjajaki pasar-pasar baru di Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah yang belum tergarap maksimal.
Selain itu, penekanan pada keberlanjutan dan sertifikasi produk ramah lingkungan akan jadi keunggulan strategis untuk menembus pasar Eropa dan Jepang.
“Pasar akan berubah, dan kami harus siap dengan strategi baru, bukan hanya mempertahankan pasar yang ada,” ujar seorang analis.
Peningkatan efisiensi produksi, investasi teknologi bersih, serta diplomasi dagang aktif juga menjadi solusi penting menghadapi ketegangan pasar global.
Pemerintah dan pelaku industri harus bersinergi memperluas pasar ekspor, mendorong inovasi produk, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai eksportir aluminium hijau terdepan di kawasan.***
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnispost.com dan Ekbisindonesia.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Apakabartv.com dan Pusatsiaranpers.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Sulawesiraya.com dan Harianjayakarta.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center